Sebagian atau hampir semua orang beranggapan pada saat ini dunia sudah semakin canggih, disamping di temukannya penemuan-penemuan baru, dan teknologi yang semakin canggih mendorong kita untuk mau tidak mau mengikuti peradaban zaman tersebut.
segalal sesuatu yang dibuat oleh manusia seakan-akan diluar dari apa yang kita bayangkan, seperti pembuatan barang elektronik, kendaraan bermotor, dan kebudayaan atau gaya hidup yang di buat oleh manusia itu sendiri. guna untuk melengkapi dan sebagai pelengkap kehidupan manusia di bumi ini.
perkembangan teknologi bisa dikatakan sangatlah pesat dalam hitungan tahun, bulan, minngu, hari, bahkan dalam hitungan detik-pun tekhnologi berkebang begitu pesat.
sebagai contoh: sekarnag banyak di temukan mobil dengan tenaga surya, listrik, bahkan sampai kecepatan mobil tersebut di luar dari yang kita bayangkan, padahal kita tahu setahun sampai sepuluh tahun ke belakang bentuk, sampai kemampuan mobil tersebut jauh berbeda dari yang kita lihat sekarang.
bahkan pesawat, alat komunikasi sangatlah modern banyak penemuan-penemuan baru yang banyak diadopsikan kedalam barang-barang elektronik, seperti Handphone yang dulu hanya mampu untuk melakukan panggilan dan mengirim pesan saja, tapi sekarang bisa kita lihat bahwa keberadaan Handphone tersebut bisa melengkapi apa yang kita butuhkan sekarang, khususnya dizaman yang serba maju.banyak sekalli fitur-fitur yang di adopsikan di dalam benda elektronik tersebut yang makin kesini dari bentuknya saja sudah semakin simpel dan semakin beragam fitur di dalamnya. Selain berhubungan lewat telepon dan sms, orang bisa melakukan apasaja seperti push e-mail, chating, videocall internet dan banyak lagi fitur yang beragam yang di tawarkan oleh perusahaan-perusahaan pembuat Handphone seperti kamera dll.
Tanpa kita sadari bahwa semua itu hanya sebagian dari buah tangan dari manusia, hasil dari pemkiran manusia, dan tidak sedikit orang yang terlena dan secara tidak langsung melupakan tugasnya sebagai manusia (makhluk ciptaan tuhan.
hal seperti ini pula bisa kita asumsikan sebagai keajaiban peradaban dunia karena pemikiran manusia semakin maju dan berkembang, dan dari sini kita bisa beranggapan bahwa Tuhan menciptakan manusia dengan akalnya agar manusia itu sendiri bisa berguna bagi siapapun orang di sekitarnya.
Tahukah kita cara manusia membuat suatu barang yang berguna ?? jawabannya bisa, meskipun tidak semua orang tahu secara mendetail.
Bisakah kita merasakan bahwa Tuhan masih menyayangi kita sampai detik ini??
seberapa sempurnakah buatan manusia???
Mari kita membayangkan saat dimana peradaban manusia masih bisa dikatakan kuno,
jauh dimana manusia mempunyai pemikiran yang seperti sekarnag ini, jauh dimana orang membuat barang yang bisa dikatakan canggih..
Tuhan yang maha Kuasa telah menunjukan kepada kita Kekuasaan-Nya..
sebagai contoh kecil, kita tahu nyamuk????
kalau kita bandingkan dengan apa yang di ciptakan manusia, nyamuk lebih cenderum mirip dengan pesawat yang bisa terbang, mempunyai radar, keseimbangan, bahkan senjata. Itu hanya contoh kecil dari ciptaan Tuhan yang justru kita patut sadari kekuasaan-Nya.
Dari sini kita bisa bandingkan bahwa Tuhan sudah menunjukan kebesaran-Nya kepada kita agar kita selalu dekat kepada-Nya menuruti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, dan agar kita tidak terlena dengan kemajuan zaman yang semakin jauh dari ajaran agama.
Mudah-mudahan tulisan ini bisa bermanfaat bagi yang membacanya.
wassalam...
Kamis, 28 April 2011
Kasih dalam islam
Hai manusia, sesungguhnya Kami menjadikan kamu dari seorang laki-laki dan seorang wanita, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya saling mengenal. Sesungguhnya orang mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Lagi Maha Mengenal.” (Q.S. Al-Hujuraat [49]:13).
AJARAN Islam tentang kasih sayang telah lama di kumandangkannya dengan sempurna dan indah. Namun, kebanyakan dari manusia tidak menyadari apa arti sesungguhnya dari kasih sayang itu sendiri, sehingga dapat terhenti dan menyimpang dari aturan-aturan yang telah di firmankan oleh Allah SWT dan sabda-sabda Rasul-Nya. Sebagaimana syair yang mengatakan, “mawaddatuhu taduumu likulli haulin, wa hal kullun mawaddatuhu taduumu”, kasih sayangnya (manusia) selalu kekal untuk segala hal yang menakutkan, dan apakah setiap orang itu kasih sayangnya selalu kekal. (Jawaahirul Balaaghah:407). Hal ini karena tidak diniatkan semata karena Allah yang tidak dijadikan sebagai ladang amal bahkan hanya untuk memperoleh keuntungan dan kesenangan duniawi saja.Makna kasih sayang tidaklah berujung, sedangkan rasa kasih sayang adalah sebuah fitrah yang mesti direalisasikan terhadap sesama sepanjang kehidupan di dunia ini ada, tentunya dalam koridor-koridor Islam. Ini berarti bahwa Islam tidak mengenal waktu, jarak, dan tempat akan sebuah kasih sayang baik terhadap teman, sahabat, kerabat, dan keluarganya sendiri.
Rasulullah saw. bersabda, “Man laa yarhaminnaasa laa yarhamhullaah” Barang siapa tidak menyayangi manusia, Allah tidak akan menyayanginya. (H.R. Turmudzi). Dalam hadis tersebut kasih sayang seorang Muslim tidaklah terhadap saudara se-Muslim saja, tapi untuk semua umat manusia. Rasulullah saw. bersabda, “Sekali-kali tidaklah kalian beriman sebelum kalian mengasihi.” Wahai Rasulullah, “Semua kami pengasih,” jawab mereka. Berkata Rasulullah, “Kasih sayang itu tidak terbatas pada kasih sayang salah seorang di antara kalian kepada sahabatnya (mukmin), tetapi bersifat umum (untuk seluruh umat manusia).” (H.R. Ath-Thabrani). Bahkan, bukan hanya kepada manusia saja ajaran Islam yang tinggi ini telah mengajarkan bagaimana kasih sayang terhadap hewan dan tumbuhan yang harus direalisasikan. Abu Bakar Shiddiq r.a. pernah berpesan kepada pasukan Usamah bin Zaid, “Janganlah kalian bunuh perempuan, orang tua, dan anak-anak kecil. Jangan pula kalian kebiri pohon-pohon kurma, dan janganlah kalian tebang pepohonan yang berbuah. Jika kalian menjumpai orang-orang yang tidak berdaya, biarkanlah mereka, jangan kalian ganggu.” Sebuah nasihat ini walau dalam keadaan untuk perang, ajaran Islam tetap memancarkan kasih sayangnya terhadap manusia, hewan, dan tumbuhan. Sebuah kisah lain yang menarik ketika Amr bin Ash menaklukkan kota Mesir, saat itu datanglah seekor burung merpati di atas kemahnya.
Melihat kejadian ini, kemudian Amr bin Ash membuat sangkar untuk merpati tersebut di atas kemahnya. Tatkala ia mau meninggalkan perkemahannya, burung dan sangkar tersebut masih ada. Ia pun tidak mau mengganggunya dan dibiarkan burung merpati itu hidup bersama sangkar yang ia buat. Maka kota itu dijuluki sebagai kota fasthath (kemah).
Jelaslah bahwa ajaran Islam sangat menjunjung tinggi akan kasih sayang. Kita perlu mencontoh teladan Nabi saw. dan para sahabatnya yang benar-benar merealisasikan makna kasih sayang yang tanpa batas itu, tentunya untuk mencapai keridaan Allah semata yang bukan untuk mencari kesenangan dunia. Maka memang pantas bahwa Islam dikatakan sebagai agama rahmatan lil ‘alamiin. Sifat kasih sayang adalah termasuk akhlak yang mulia yang dicintai Allah. Sebaliknya Allah sangat membenci akhlak yang rendah. Di antaranya kepada orang-orang yang tidak memiliki rasa belas kasih sayang. Ditegaskan hadis Rasulullah saw., Laa tunza’ur rahmatu illaa min syaqiyyin. Rasa kasih sayang tidaklah dicabut melainkan hanya dari orang-orang yang celaka.
(H.R. Ibn. Hibban).
Yang dimaksud dengan orang celaka adalah orang yang tidak memiliki rasa kasih sayang di dalam hatinya baik untuk dirinya maupun orang lain. Di sinilah perlunya kita bermuhasabah, bertafakur, apakah diri ini sudah benar menjalani hidup. Bagaimana kita mengasihi dan menyayangi ciptaan Allah sebagai akhlak yang mulia. “Sesungguhnya Allah SWT Maha Pemurah, Dia mencintai sifat pemurah, dan Dia mencintai akhlak yang mulia serta membenci akhlak yang rendah.” (H.R. Na’im melalui Ibnu Abbas r.a.).
Cinta kepada Allah
Di antara manusia banyak yang cinta dan mencintai Allah, tapi lebih banyak yang mencintai dunia. Mencintai Allah adalah fardu bagi kaum Muslimin dan Muslimat yang bukan sekadar dikata saja. Dan jika kita benar-benar mencintai Allah secara kesungguhan hati, maka proses “rasa kasih sayang” untuk makhluk ciptaan-Nya akan terbentuk dalam hati kita. Selain itu, jati diri kita sebagai seorang Muslim akan tampak lebih kokoh serta mampu menjalani syariat-syariat Islam yang diridai dan di berkahi oleh Allah SWT. Cinta kepada Allah adalah hal yang utama, sebagai jalan untuk memperoleh kebaikan dunia dan akhirat dengan melaksanakan perintah-Nya, menjauhi larangan-larangan-Nya. Cinta kepada Allah hendaklah melebihi cinta kepada segala yang maujud yang selain Allah. Mencintai Allah berarti juga mencintai Rasul-Nya, yakni mengikuti segala petunjuk Rasul dengan sepenuh-penuhnya. Firman Allah SWT, “Katakanlah (hai Muhammad), ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. Ali Imran [3]:31). Ketahuilah, kehidupan akhirat adalah kehidupan yang lebih baik dan kekal. Wallahu a’lam bishshawab.***
(Penulis Marsudi Fitro Wibowo, seorang editor, designer, dan layouter pada sebuah penerbitan di Bandung Sumber : http://www.pikiran-rakyat.com, Jumat, 11 Februari 2005
AJARAN Islam tentang kasih sayang telah lama di kumandangkannya dengan sempurna dan indah. Namun, kebanyakan dari manusia tidak menyadari apa arti sesungguhnya dari kasih sayang itu sendiri, sehingga dapat terhenti dan menyimpang dari aturan-aturan yang telah di firmankan oleh Allah SWT dan sabda-sabda Rasul-Nya. Sebagaimana syair yang mengatakan, “mawaddatuhu taduumu likulli haulin, wa hal kullun mawaddatuhu taduumu”, kasih sayangnya (manusia) selalu kekal untuk segala hal yang menakutkan, dan apakah setiap orang itu kasih sayangnya selalu kekal. (Jawaahirul Balaaghah:407). Hal ini karena tidak diniatkan semata karena Allah yang tidak dijadikan sebagai ladang amal bahkan hanya untuk memperoleh keuntungan dan kesenangan duniawi saja.Makna kasih sayang tidaklah berujung, sedangkan rasa kasih sayang adalah sebuah fitrah yang mesti direalisasikan terhadap sesama sepanjang kehidupan di dunia ini ada, tentunya dalam koridor-koridor Islam. Ini berarti bahwa Islam tidak mengenal waktu, jarak, dan tempat akan sebuah kasih sayang baik terhadap teman, sahabat, kerabat, dan keluarganya sendiri.
Rasulullah saw. bersabda, “Man laa yarhaminnaasa laa yarhamhullaah” Barang siapa tidak menyayangi manusia, Allah tidak akan menyayanginya. (H.R. Turmudzi). Dalam hadis tersebut kasih sayang seorang Muslim tidaklah terhadap saudara se-Muslim saja, tapi untuk semua umat manusia. Rasulullah saw. bersabda, “Sekali-kali tidaklah kalian beriman sebelum kalian mengasihi.” Wahai Rasulullah, “Semua kami pengasih,” jawab mereka. Berkata Rasulullah, “Kasih sayang itu tidak terbatas pada kasih sayang salah seorang di antara kalian kepada sahabatnya (mukmin), tetapi bersifat umum (untuk seluruh umat manusia).” (H.R. Ath-Thabrani). Bahkan, bukan hanya kepada manusia saja ajaran Islam yang tinggi ini telah mengajarkan bagaimana kasih sayang terhadap hewan dan tumbuhan yang harus direalisasikan. Abu Bakar Shiddiq r.a. pernah berpesan kepada pasukan Usamah bin Zaid, “Janganlah kalian bunuh perempuan, orang tua, dan anak-anak kecil. Jangan pula kalian kebiri pohon-pohon kurma, dan janganlah kalian tebang pepohonan yang berbuah. Jika kalian menjumpai orang-orang yang tidak berdaya, biarkanlah mereka, jangan kalian ganggu.” Sebuah nasihat ini walau dalam keadaan untuk perang, ajaran Islam tetap memancarkan kasih sayangnya terhadap manusia, hewan, dan tumbuhan. Sebuah kisah lain yang menarik ketika Amr bin Ash menaklukkan kota Mesir, saat itu datanglah seekor burung merpati di atas kemahnya.
Melihat kejadian ini, kemudian Amr bin Ash membuat sangkar untuk merpati tersebut di atas kemahnya. Tatkala ia mau meninggalkan perkemahannya, burung dan sangkar tersebut masih ada. Ia pun tidak mau mengganggunya dan dibiarkan burung merpati itu hidup bersama sangkar yang ia buat. Maka kota itu dijuluki sebagai kota fasthath (kemah).
Jelaslah bahwa ajaran Islam sangat menjunjung tinggi akan kasih sayang. Kita perlu mencontoh teladan Nabi saw. dan para sahabatnya yang benar-benar merealisasikan makna kasih sayang yang tanpa batas itu, tentunya untuk mencapai keridaan Allah semata yang bukan untuk mencari kesenangan dunia. Maka memang pantas bahwa Islam dikatakan sebagai agama rahmatan lil ‘alamiin. Sifat kasih sayang adalah termasuk akhlak yang mulia yang dicintai Allah. Sebaliknya Allah sangat membenci akhlak yang rendah. Di antaranya kepada orang-orang yang tidak memiliki rasa belas kasih sayang. Ditegaskan hadis Rasulullah saw., Laa tunza’ur rahmatu illaa min syaqiyyin. Rasa kasih sayang tidaklah dicabut melainkan hanya dari orang-orang yang celaka.
(H.R. Ibn. Hibban).
Yang dimaksud dengan orang celaka adalah orang yang tidak memiliki rasa kasih sayang di dalam hatinya baik untuk dirinya maupun orang lain. Di sinilah perlunya kita bermuhasabah, bertafakur, apakah diri ini sudah benar menjalani hidup. Bagaimana kita mengasihi dan menyayangi ciptaan Allah sebagai akhlak yang mulia. “Sesungguhnya Allah SWT Maha Pemurah, Dia mencintai sifat pemurah, dan Dia mencintai akhlak yang mulia serta membenci akhlak yang rendah.” (H.R. Na’im melalui Ibnu Abbas r.a.).
Cinta kepada Allah
Di antara manusia banyak yang cinta dan mencintai Allah, tapi lebih banyak yang mencintai dunia. Mencintai Allah adalah fardu bagi kaum Muslimin dan Muslimat yang bukan sekadar dikata saja. Dan jika kita benar-benar mencintai Allah secara kesungguhan hati, maka proses “rasa kasih sayang” untuk makhluk ciptaan-Nya akan terbentuk dalam hati kita. Selain itu, jati diri kita sebagai seorang Muslim akan tampak lebih kokoh serta mampu menjalani syariat-syariat Islam yang diridai dan di berkahi oleh Allah SWT. Cinta kepada Allah adalah hal yang utama, sebagai jalan untuk memperoleh kebaikan dunia dan akhirat dengan melaksanakan perintah-Nya, menjauhi larangan-larangan-Nya. Cinta kepada Allah hendaklah melebihi cinta kepada segala yang maujud yang selain Allah. Mencintai Allah berarti juga mencintai Rasul-Nya, yakni mengikuti segala petunjuk Rasul dengan sepenuh-penuhnya. Firman Allah SWT, “Katakanlah (hai Muhammad), ‘Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.’ Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. Ali Imran [3]:31). Ketahuilah, kehidupan akhirat adalah kehidupan yang lebih baik dan kekal. Wallahu a’lam bishshawab.***
(Penulis Marsudi Fitro Wibowo, seorang editor, designer, dan layouter pada sebuah penerbitan di Bandung Sumber : http://www.pikiran-rakyat.com, Jumat, 11 Februari 2005
Penyebab berubahnya kebudayaan
Penyebab Perubahan Kebudayaan
Kebudayaan merupakan sesuatu yang mempunyai dinamika dan gerak. Kebudayaan itu tidak statis karena dapat disesuaikan dengan waktu dan manusia. Seperti kita ketahui bahwa waktu itu terus berjalan dan manusia terus berusaha mengikuti waktu yang terus berjalan tersebut. Apabila manusia tidak dapat mengikuti waktu yang terus berjalan, manusia akan punah disebabkan tidak dapat melewati proses seleksi alam. Kebudayaan berasal dari tingkah laku manusia. Jadi apabila manusia terus berkembang mengikuti perubahan zaman, maka kebudayaan pun ikut berubah. Kita memiliki 3 masa. Yaitu masa lalu, masa kini, dan masa depan. Berikut ini adalah penyebab terjadinya perubahan kebudayaan pada masing-masing masa tersebut.
Masa lalu di sini adalah masa-masa dimana manusia belum mengenal tulisan atau disebut juga zaman prasejarah. Walau manusia disini belum mengenal tulisan, tapi manusia zaman dulu sudah mempunyai kebudayaan. Terbukti dengan adanya kapak lonjong dan kapak persegi, yang menandakan bahwa manusia telah mengetahui cara mencari makan yaitu dengan cara berburu. Lalu adanya kjokkenmodinger yang menandakan bahwa pada zaman dahulu manusia itu hidup di gua-gua batu pinggir pantai dan secara nomaden. Jadi, apabila sudah tidak ada makanan di daerah itu, manusia pada zaman dahulu akan berpindah tempat. Setelah itu manusia mulai berpikir bagaimana caranya agar mereka dapat hidup menetap dan menghasilkan makanan sendiri. Mulailah mereka bercocok tanam dan beternak. Kemudian mereka bisa membuat nekara dan kerajinan-kerajinan dari logam, sehingga menghasilkan kebudayaan yang lebih maju. Jadi, penyebab berubahnya kebudayaan pada masa ini adalah karena pemikiran manusia itu sendiri yang ingin bisa hidup lebih mandiri dan tidak tergantung oleh alam.
Masa kini tentu saja berbeda jauh dengan masa lampau. Disini manusia sudah mengenal teknologi yang lebih canggih sehingga kebudayaannya pun makin beragam. Di masa kini, manusia sudah dapat berinteraksi secara global. Itu semua berkat teknologi yang berkembang dan semakin canggih. Interaksi secara global itu membuat kebudayaan tiap manusia di belahan bumi yang lain dapat bercampur aduk. Sehingga bisa menghilangkan salah satu dari kebudayaan tersebut atau malah menimbulkan suatu kebudayaan yang baru. Ini membuat suatu daerah harus berpegang teguh pada adat atau keyakinannya agar kebudayaan mereka yang telah mengakar tidak mudah dipengaruhi oleh kebudayaan asing. Jadi, penyebab berubahnya kebudayaan pada masa kini adalah karena adanya interaksi global atau yang biasa kita sebut globalisasi.
Masa depan, membicarakan masa depan bukanlah hal yang mudah. Karena kita belum mengalami masa tersebut dan hanya bisa menerka-nerka atau merencanakan apa yang akan terjadi di masa depan. Menurut saya, di masa depan kebudayaan manusia akan berubah menjadi negatif. Ini dikarenakan perkembangan teknologi yang akan menjadi amat sangat canggih. Sekarang saja, orang tidak perlu membeli sesuatu langsung ke tokonya, tapi bisa melalui internet atau yang kita kenal dengan sebutan belanja online. Ini membuat manusia hanya akan berinteraksi dengan mesin. Sehingga akan menimbulkan manusia yang individualis. Tapi kemajuan teknologi tidak selamanya buruk. Dengan internet, kita dapat menjalin silaturahim dengan orang yang berada di belahan bumi lain. Sehingga timbul kebudayaan baru, yaitu, manusia lebih banyak berinteraksi dengan mesin dibanding dengan sesama manusia. Jadi dapat diperkirakan bahwa penyebab berubahnya kebudayaan di masa datang adalah kemajuan teknologi yang begitu pesatnya.
Kebudayaan merupakan sesuatu yang mempunyai dinamika dan gerak. Kebudayaan itu tidak statis karena dapat disesuaikan dengan waktu dan manusia. Seperti kita ketahui bahwa waktu itu terus berjalan dan manusia terus berusaha mengikuti waktu yang terus berjalan tersebut. Apabila manusia tidak dapat mengikuti waktu yang terus berjalan, manusia akan punah disebabkan tidak dapat melewati proses seleksi alam. Kebudayaan berasal dari tingkah laku manusia. Jadi apabila manusia terus berkembang mengikuti perubahan zaman, maka kebudayaan pun ikut berubah. Kita memiliki 3 masa. Yaitu masa lalu, masa kini, dan masa depan. Berikut ini adalah penyebab terjadinya perubahan kebudayaan pada masing-masing masa tersebut.
Masa lalu di sini adalah masa-masa dimana manusia belum mengenal tulisan atau disebut juga zaman prasejarah. Walau manusia disini belum mengenal tulisan, tapi manusia zaman dulu sudah mempunyai kebudayaan. Terbukti dengan adanya kapak lonjong dan kapak persegi, yang menandakan bahwa manusia telah mengetahui cara mencari makan yaitu dengan cara berburu. Lalu adanya kjokkenmodinger yang menandakan bahwa pada zaman dahulu manusia itu hidup di gua-gua batu pinggir pantai dan secara nomaden. Jadi, apabila sudah tidak ada makanan di daerah itu, manusia pada zaman dahulu akan berpindah tempat. Setelah itu manusia mulai berpikir bagaimana caranya agar mereka dapat hidup menetap dan menghasilkan makanan sendiri. Mulailah mereka bercocok tanam dan beternak. Kemudian mereka bisa membuat nekara dan kerajinan-kerajinan dari logam, sehingga menghasilkan kebudayaan yang lebih maju. Jadi, penyebab berubahnya kebudayaan pada masa ini adalah karena pemikiran manusia itu sendiri yang ingin bisa hidup lebih mandiri dan tidak tergantung oleh alam.
Masa kini tentu saja berbeda jauh dengan masa lampau. Disini manusia sudah mengenal teknologi yang lebih canggih sehingga kebudayaannya pun makin beragam. Di masa kini, manusia sudah dapat berinteraksi secara global. Itu semua berkat teknologi yang berkembang dan semakin canggih. Interaksi secara global itu membuat kebudayaan tiap manusia di belahan bumi yang lain dapat bercampur aduk. Sehingga bisa menghilangkan salah satu dari kebudayaan tersebut atau malah menimbulkan suatu kebudayaan yang baru. Ini membuat suatu daerah harus berpegang teguh pada adat atau keyakinannya agar kebudayaan mereka yang telah mengakar tidak mudah dipengaruhi oleh kebudayaan asing. Jadi, penyebab berubahnya kebudayaan pada masa kini adalah karena adanya interaksi global atau yang biasa kita sebut globalisasi.
Masa depan, membicarakan masa depan bukanlah hal yang mudah. Karena kita belum mengalami masa tersebut dan hanya bisa menerka-nerka atau merencanakan apa yang akan terjadi di masa depan. Menurut saya, di masa depan kebudayaan manusia akan berubah menjadi negatif. Ini dikarenakan perkembangan teknologi yang akan menjadi amat sangat canggih. Sekarang saja, orang tidak perlu membeli sesuatu langsung ke tokonya, tapi bisa melalui internet atau yang kita kenal dengan sebutan belanja online. Ini membuat manusia hanya akan berinteraksi dengan mesin. Sehingga akan menimbulkan manusia yang individualis. Tapi kemajuan teknologi tidak selamanya buruk. Dengan internet, kita dapat menjalin silaturahim dengan orang yang berada di belahan bumi lain. Sehingga timbul kebudayaan baru, yaitu, manusia lebih banyak berinteraksi dengan mesin dibanding dengan sesama manusia. Jadi dapat diperkirakan bahwa penyebab berubahnya kebudayaan di masa datang adalah kemajuan teknologi yang begitu pesatnya.
ilmu komunikasi
Ilmu Komunikasi merupakan Ilmu yang mempelajari usaha manusia dalam menyampaikan isi pernyataanya kepada manusia lain.
Sebagai ilmu, komunikasi memiliki objek kajian yaitu usaha manusia dalam menyampaikan isi pernyataannya kepada manusia lain.
Manusia bukan saja menyampaikan isi pernyataan kepada manusia tetapi juga kepada yang bukan manusia seperti binatang, tumbuhan-tumbuhan dan benda-benda.
Hanya makhluk yang punya akal budi saja yang mampu memahami hasil penggunaan akal dan budi manusia sebagaimana adanya.Dengan menggunakan akal dan budinya ini manusia dapat memberikan jawaban kepada manusia lain yang menyampaikannya.
Pengertian lain, Ilmu komunikasi merupakan ilmu terapan dari kelompok ilmu sosial. Sebab, menurut ilmuwan, ilmu ini bersifat indisipliner karena objek materialnya sama dengan ilmu-ilmu yang lain, terutama yang masuk ilmu sosial.
Dinamakan ilmu terapan karena dipakai untuk memecahkan masalah-masalah praktis yang dapat dirasakan kegunaannya secara langsung dan bersifat sosial.
Ilmu-ilmu terapan berhubungan dengan perubahan atau pengawasan dari situasi-situasi praktis, ditinjau dari sudut kebutuhan manusia. Sementara itu, bedanya dengan ilmu yang murni mengembangkan ilmu itu sendiri tanpa mempertimbangkan apakah ilmu tersebut secara langsung berguna bagi masyarakat atau tidak.
Perkembangan komunikasi sebagai ilmu selalu dikaitkan dengan aktifitas retorika yang terjadi di zaman Yunani kuno, sehingga menimbulkan pemahaman bagi pemikir-pemikir barat bahwa perkembangan komunikasi pada zaman itu mengalami masa kegelapan (dark ages) karena tidak berkembang di zaman Romawi kuno.
Dan baru mulai dicatat perkembangannya pada masa ditemukannya mesin cetak oleh Guttenberg (1457). Sehingga masalah yang muncul adalah, rentang waktu antara perkembangan ilmu komunikasi yang awalnya dikenal retorika pada masa Yunani kuno, sampai pada pencatatan sejarah komunikasi pada masa pemikiran tokoh-tokoh pada abad 19, sangat jauh.
Sehingga sejarah perkembangan ilmu komunikasi itu sendiri terputus kira-kira 1400 tahun. Padahal menurut catatan lain, sebenarnya aktifitas retorika yang dilakukan pada zaman Yunani kuno juga dilanjutkan perkembangan aktifitasnya pada zaman pertengahan (masa persebaran agama).
Dari sini muncul asumsi bahwa perkembangan komunikasi itu menjadi sebuah ilmu tidak pernah terputus, artinya tidak ada mata rantai sejarah yang hilang pada perkembangan komunikasi.
Makalah ini ingin mengangkat zaman persebaran agama yang berlangsung antara rentang waktu tersebut (zaman pertengahan) menjadi bagian dari perkembangan ilmu komunikasi. Sehingga zaman pertengahan menjadi jembatan alur perkembangan komunikasi dari zaman yunani kuno ke zaman renaissance, modern, dan kontemporer.
Pertumbuhan ilmu komunikasi dari 1900-PD II, perkembangannya berawal dari penemuan-penemuan teknologi komunikasi : telepon, telegraph, radio dan alat telekomunikasi lainnya. Dengan diikuti industrialisasi dan modernisasi di Eropa Barat dan AS.
Berikutnya periode konsolidasi setelah PD II - 1960-an ditandai dengan Adopsi perbendaharaan istilah-istilah yang dipakai secara seragam, bermunculnya buku-buku dasar yang membahas tentang pengertian dan proses komunikasi, adanya konsep-konsep baku tentang dasar-dasar proses komunikasi dengan tokoh Claude E. Shannon, Norbrt Wiener, Harold D.Laswell, Kurt Luwin, Carl l.Hovland, Paul F. Lazarsfeld, dan Wilbur Schramm. Serta periode teknologi dari tahun 1960-an sampai dengan sekarang.
Di Indonesia, ilmu komunikasi yang kita kaji saat ini sebenarnya merupakan hasil dari suatu proses perkembangan yang panjang. Status ilmu ini di Indonesia diperoleh melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 107/82 Tahun 1982. Keppres itu yang kemudian membawa penyeragaman nama dari ilmu yang dikembangkan di Indonesia.
Sebagai ilmu, komunikasi memiliki objek kajian yaitu usaha manusia dalam menyampaikan isi pernyataannya kepada manusia lain.
Manusia bukan saja menyampaikan isi pernyataan kepada manusia tetapi juga kepada yang bukan manusia seperti binatang, tumbuhan-tumbuhan dan benda-benda.
Hanya makhluk yang punya akal budi saja yang mampu memahami hasil penggunaan akal dan budi manusia sebagaimana adanya.Dengan menggunakan akal dan budinya ini manusia dapat memberikan jawaban kepada manusia lain yang menyampaikannya.
Pengertian lain, Ilmu komunikasi merupakan ilmu terapan dari kelompok ilmu sosial. Sebab, menurut ilmuwan, ilmu ini bersifat indisipliner karena objek materialnya sama dengan ilmu-ilmu yang lain, terutama yang masuk ilmu sosial.
Dinamakan ilmu terapan karena dipakai untuk memecahkan masalah-masalah praktis yang dapat dirasakan kegunaannya secara langsung dan bersifat sosial.
Ilmu-ilmu terapan berhubungan dengan perubahan atau pengawasan dari situasi-situasi praktis, ditinjau dari sudut kebutuhan manusia. Sementara itu, bedanya dengan ilmu yang murni mengembangkan ilmu itu sendiri tanpa mempertimbangkan apakah ilmu tersebut secara langsung berguna bagi masyarakat atau tidak.
Perkembangan komunikasi sebagai ilmu selalu dikaitkan dengan aktifitas retorika yang terjadi di zaman Yunani kuno, sehingga menimbulkan pemahaman bagi pemikir-pemikir barat bahwa perkembangan komunikasi pada zaman itu mengalami masa kegelapan (dark ages) karena tidak berkembang di zaman Romawi kuno.
Dan baru mulai dicatat perkembangannya pada masa ditemukannya mesin cetak oleh Guttenberg (1457). Sehingga masalah yang muncul adalah, rentang waktu antara perkembangan ilmu komunikasi yang awalnya dikenal retorika pada masa Yunani kuno, sampai pada pencatatan sejarah komunikasi pada masa pemikiran tokoh-tokoh pada abad 19, sangat jauh.
Sehingga sejarah perkembangan ilmu komunikasi itu sendiri terputus kira-kira 1400 tahun. Padahal menurut catatan lain, sebenarnya aktifitas retorika yang dilakukan pada zaman Yunani kuno juga dilanjutkan perkembangan aktifitasnya pada zaman pertengahan (masa persebaran agama).
Dari sini muncul asumsi bahwa perkembangan komunikasi itu menjadi sebuah ilmu tidak pernah terputus, artinya tidak ada mata rantai sejarah yang hilang pada perkembangan komunikasi.
Makalah ini ingin mengangkat zaman persebaran agama yang berlangsung antara rentang waktu tersebut (zaman pertengahan) menjadi bagian dari perkembangan ilmu komunikasi. Sehingga zaman pertengahan menjadi jembatan alur perkembangan komunikasi dari zaman yunani kuno ke zaman renaissance, modern, dan kontemporer.
Pertumbuhan ilmu komunikasi dari 1900-PD II, perkembangannya berawal dari penemuan-penemuan teknologi komunikasi : telepon, telegraph, radio dan alat telekomunikasi lainnya. Dengan diikuti industrialisasi dan modernisasi di Eropa Barat dan AS.
Berikutnya periode konsolidasi setelah PD II - 1960-an ditandai dengan Adopsi perbendaharaan istilah-istilah yang dipakai secara seragam, bermunculnya buku-buku dasar yang membahas tentang pengertian dan proses komunikasi, adanya konsep-konsep baku tentang dasar-dasar proses komunikasi dengan tokoh Claude E. Shannon, Norbrt Wiener, Harold D.Laswell, Kurt Luwin, Carl l.Hovland, Paul F. Lazarsfeld, dan Wilbur Schramm. Serta periode teknologi dari tahun 1960-an sampai dengan sekarang.
Di Indonesia, ilmu komunikasi yang kita kaji saat ini sebenarnya merupakan hasil dari suatu proses perkembangan yang panjang. Status ilmu ini di Indonesia diperoleh melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 107/82 Tahun 1982. Keppres itu yang kemudian membawa penyeragaman nama dari ilmu yang dikembangkan di Indonesia.
Langganan:
Postingan (Atom)