Kamis, 24 November 2011

Kekerasan dalam Berpacaran


Kekerasan dalam berpacaran seringkali kita jumpai di kehidupan masyarakat. Hal ini di pacu karena cara berpacaran dan tingkah laku orang tersebut.
Di dalam video kekerasan dalam berpacaran, diceritakan seorang gadis yang bernama Melati, seorang mahasiswi di perguruan tinggi swasta di jakata, yang hidup serba berkecukupan tapi dia sering merasa kesepian karena orangtuanya yang jarang ada di rumah, mereka sangat sibuk dengan pekerjaan mereka, melati mensiasatinya dengan cara mengikuti les, dan bekerja untuk menutupi waktu luangnya di luar jam kuliah.
Melati berhubungan dengan seorlang pria bernama Jaka, dia kakak dari sahabatnya Melati, bereka berpacaran dan Melati pun tidak lagi merasa kesepian karena setiap ada masalah kuliah, dan pekerjaan dia selalu bercerita kepada Jaka, Jaka selalu mengantarkan Melati kemanapun ia pergi, pada awal mulanya Jaka sangat baik dan hubungan pacaran mereka sangat rukun, tetapi semakin hari sifat Jaka semakin berubah, dia sering membentak-bentak Melati, bahkan Jaka sering memukul Melati, lalu beberapa saat Jaka pun meminta maaf kepada melati,
Semua itu berlangsung terus menerus, dan berujung pertengkaran antara melati dan jaka, melati selalu mengalah, dan dia merasa tidak berdaya untuk melawan jaka. Dan melatipun selalu merasa di rugikan.
Pada suatu ketika jaka mendatangi melati dengan membawa handphone keluaran terbaru yang di tawarkan temannya jaka. Jaka pun merayu melati agar melati membelikannya untuk jaka. Melati menolak dengan alas an pengeluaran melati sangat besar. Tapi jaka memaksa dan marah sampai melati pun di siksa, kali ini melati di pukuli habis-habisan dan hampir nyawa melati melayang akibat siksaan dari jaka. Melatipun mengalah dan memberikan sejumlah uang kepada jaka untuk membayar handphone tersebut.
Semakin hari jaka semakin brutal, dan melati merasa tidak tahan akan sikap jaka kepadanya, dan temannya melati sebut saja herman member nasehat dan jalan keluar kepada melati, akhirnya melati meninggalkan jaka karena sudah tidak tahan dengan semua sikap jaka.
Banyak orang tak menyadari adanya kekerasan dalam pacaran. Istilah cinta itu buta benar-benar berperan di dalamnya. Ketika seseorang sedang dimabuk cinta, ia akan menganggap bahwa si pacar adalah segalanya.
Ia rela melakukan apa pun demi si pacar. Bahkan ia juga rela diperlakukan kasar. Ini persepsi yang salah. Yang namanya cinta tidak ada unsur kekerasan di dalamnya. Bukankah cinta itu seharusnya lemah lembut, sabar, rendah hati, dan penuh kasih?

BENTUK KEKERASAN
Kekerasan dalam pacaran bisa dibagi dalam tiga bentuk. Yang pertama kekerasan fisik, misalnya memukul, menendang, menjambak rambut, mendorong, menampar, menonjok, mencekik, menganiaya bagian tubuh, menyundut dengan rokok, atau memaksa ke tempat yang membahayakan keselamatan kita. Jangan didiamkan saja, jika ini terjadi pada Anda. Di Indonesia banyak kasus kekerasan dalam pacaran yang awalnya berupa penganiayaan fisik, tapi lalu berakhir tragis dengan pembunuhan.

Yang kedua, kekerasan seksual. Bentuknya bisa berupa rabaan, ciuman, sentuhan yang tidak kita kehendaki, pelecehan seksual, paksaan untuk melakukan hubungan seks dengan beribu satu alasan tanpa persetujuan kita. Yang ketiga kekerasan emosional. Ini berupa ancaman, tekanan, cacian, menjadikan kita bahan olok-olok dan tertawaan, memberi julukan yang bikin sakit hati, cemburu berlebihan, melarang dan membatasi aktifitas, membatasi pergaulan, larangan bertegur sapa dengan orang lain dan pemerasan.
Bentuk kekerasan ini banyak terjadi. Namun, kita sering tak menyadarinya. Untuk Anda ketahui, biasanya kekerasan emosional berdampak pada munculnya perasaan tertekan, tidak bebas dan tidak nyaman pada korbannya.
Maka dari itu berhati-hatilah dalam berhubungan pacaran, biasanya masalah sekecil apapun akan menjadi besar apabila kita tidak peka dalam menanggapinya. Kita harus berkerja sama dalam membangun dan menjaga suatu  hubungan. Bisa saja kita yang melakukan kekerasan atau pun menjadi korban.